Selasa, 25 November 2014

HABENNAGEN LIQUID EJUICE (REFILL)

Vaping saat ini semakin menjadi salah satu fenomena pergaulan, perlahan banyak yang beralih dari menghisap rokok konvesional ke rokok elektrik (Vaping). Melihat gejala tersebut Habennagen menangkap ini sebagai sebuah peluang untuk pengembangan produk. Kini Habennagen mengeluarkan HABENNAGEN LIQUID E JUICE dengan tetap mengusung tema tradisional dan kelokalan. 
Habennagen lebih memfokuskan untuk memenuhi kebutuhan para penggemar Vaping dengan menghadirkan citarasa kopi dan rokok. Habennagen Liquid dibuat dari bahan bahan yg tidak berbahaya karena semuanya FOOD GRADE. Bahan pembuatnya adalah Vegetable Gliserin (VG), Propylene Glycol (PG), Perasa 

Coffee Milk
Coffee Cappucinno
Tiramissu
Black Coffee
Teh Tarik
Original Tobbaco
selain yang menjadi ungulan Habennagen di atas, kami pun mempunyai aneka aroma buah seperti :
Banana
Orange Mint
Ice Lemon Tea
Green Tea
Rasa Lokal harga Lokal tetapi ga kalah dengan rasa Import yang sudah banyak beredar terlebih dahulu di pasar. Dapatkan penawaran khusus jika mengambil min 100 Pcs. 
Harga Eceran Tertinggi Rp. 40.000,-



for info lebih lanjut silahkan cek FB Bandrek Habennagen, Google+, Pinterest.
Support our local Brand, Tak Kenal Maka Tak Order

Jumat, 07 November 2014

Bandrek Habennagen


Minuman Bandrek adalah minuman tradisional khas Sunda yang berkhasiat untuk menghangatkan dan kesegaran tubuh. Dari segi rasa berbeda dengan Wedang jahe yang lebih di dominan dengan aroma jahe, minuman bandrek di dominasi oleh aroma gula aren dan cabe areuy (jabe jawa), meskipun selain kedua bahan tersebut kadang di gunakan jahe merah, kayu manis, lada hitam, cengkih, kayu secang, pala, kapulaga dsb sesuai kebiasaan di daerah masing masing di jawa Barat.

BANDREK HABENNAGEN di produksi oleh TATA TITI DUDUGA PERYOGA, merupakan perusahaan skala rumah tangga yang insya 4JJ akan terus berkembang.


Nama TATA TITI DUDUGA PERYOGA sendiri merupakan salah satu istilah SUNDA yang mengandung filosofi yang dalam. 


TATA adalah TATAMAN (semut) yang memiliki sifat saling berjabat tangan, silaturahmi, sebuah usaha akan berkembang berkat silaturahmi yang senantiasa terjaga sehingga lebih luas dan membentuk jaringan tersendiri.


TITI adalah TITINGGI (binatang kaki seribu/lipan), meskipun memiliki kaki yang lembut tapi mampu mengangkat badannya yang besar dan berjalan, karena memiliki kaki yang banyak yang saling bekerja sama dengan langkah kaki yang selaras. Kami berharap usaha ini dapat maju dan berkembang karena memiliki tim yang solid seberat apapun beban yang harus diangkat.


DUDUGA adalah haphap (cicak yang memiliki sayap) karakternya senantiasa mengoyang goyangkan dahan apabila hinggap dari satu pohon ke pohon yang lain meskipun dahannya besar menandakan memiliki sifat yang senantiasa waspada dimanapun dia berada. Dalam dunia usaha sikap ini sangat dibutuhkan tentunya dengan perhitungan yang tepat.


PERYOGA adalah kerbau, meskipun kerbau memiliki tanduk yang besar tapi tidak arogan dan senantiasa menurut jika dituntun oleh anak gembala. ilmu, berupa kritik atau saran yang membangun dan membawa manfaat dunia akhirat akan senantiasa diikuti walaupun datang dari anak kecil ataupun org yang tidak kita sukai sekalipun. 


Orang yang TERKUAT bukanlah orang yang selalu MENANG, tapi dia adalah orang yang mampu BERTAHAN dan BANGUN kembali setiap kali dia JATUH untuk melangkah Kembali.. -HABEN NAGEN-

Di indonesia banyak sekali beragam minuman tradisional yang bermanfaat untuk kesehatan dan menghangatkan badan seperti Bandrek, Wedang jahe, Bir pletok dll. yang membedakan antara satu dengan yang lain adalah. Rasa pedas dominan yang dimiliki oleh Bandrek yang merupakan minuman khas parahyangan yaitu cabe jawa selain bahan rempah rempah lainnya seperti jahe merah, lada hitam, cengkih, kayu manis, secang dll

KEUTAMAAN JAHE ( JANZABIL )

Allah Azza wa Jalla berfirman: “Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe.” (QS. Insan: 17). 


Dari Abu Sa’id Al Khudri bahwa ia menceritakan: “Raja Romawi pernah menghadiahkan kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam satu karung jahe. Beliau memberikan kepada setiap orang satu potong untuk dimakan, dan aku juga mendapatkan satu potong untuk kumakan.” (HR: Abu Nu’aim dalam kitab Ath Thibb An Nabawi).


Jahe bukan rempah yang asing bagi masyarakat Indonesia. Selain biasa dipakai untuk bumbu aneka masakan, jahe juga banyak dinikmati sebagai minuman hangat yang menyegarkan. Jahe juga sering dipergunakan untuk perasa kue, permen dan berbagai makanan olahan lainnya. Namun tentu belum banyak yang tahu, ternyata jahe merupakan minuman surga. 


Tentu ada rahasia dibalik nikmat jahe sehingga rimpang ini dijadikan salah satu sajian di surga. Salah satu hikmah rahasia yang telah ditemukan adalah khasiat jahe sebagai obat berbagai penyakit. Dalam Al Adab As Syar’iyah, Ibnu Muflih Al hanbali (763 H) menjelaskan bahwa rempah-rempah yang populer didunia Arab dengan sebutan nama zanjabil ini bisa menghilangkan gangguan pencernaan yang disebabkan jumlah udara gas yang berlebihan didalam perut. Selain itu, juga mengurangi resiko yang disebabkan oleh makanan yang beku dan kenyal, serta membantu memudahkan proses pencernaan.


Pandangan para ulama itu juga diakui oleh dunia farmasi modern. Dalam British Journal of Anaesthasia vol. 84 (2006) disebutkan bahwa untuk mengatasi mual dan muntah, jahe bisa diandalkan. Karena jahe mampu memblok seretonim, yakni senyawa yang menyebabkan perut berkontraksi. Kandungan gingeros yang ada dalam jahe juga bisa digunakan sebagai peringan rasa sakit. Bahkan dalam British Journal of Nutrition vol. 96 (2006), beberapa ahli biologi Universitas Kuwait menjelaskan, rempah-rempah yang memiliki nama latin Zingiber Offcinale ini amat bermanfaat bagi penderita penyakit Diabetes Melitus karena bisa menurunkan glukosa, kolesterol, dan kadar protein dalam air seni secara signifikan.


Penelitian lain membuktikan ekstrak jahe, baik dari jahe segar maupun jahe kering, berkhasiat dalam mengatasi infeksi bekteri, infeksi jamur, kejang, nyeri, luka serta gangguan lambung, tumor, kram dan reaksi alergi. Jahe juga bermanfaat untuk sirkulasi darah. Tumbuhan rimpang ini memiliki khasiat antikogulan (anti pembekuan darah) yang lebih hebat daripada bawang putih atau bawang merah. Jahe juga mampu menurunkan kadar kolesterol karena bisa mengurangi penyerapan kolesterol dalam darah dan hati. Secara ilmiah juga jahe terbukti melawan bakteri escherichia coli, penyebab penyakit diare. Dalam tradisi pengobatan herbal di negeri ini, jahe dilumatkan sering digunakan sebagai pertolongan pertama terhadap luka akibat gigitan ular berbisa.

Jadi Allah SWT telah memberikan banyak nikmat dan manfaat kepada manusia lewat rempah minuman surga ini.

dikutip dari buletin BAITUL IZZAH, Edisi 01, tahun 02


MANFAAT KAYU SECANG

Secang, mungkin beberapa diantara kita belum mengenal terlalu jauh tanaman jenis ini. Secang memiliki nama ilmiah Caesalpinia sappan L. tanaman yang merupakan anggota dari polong-polongan ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, terutama bagian kulit kayu dan kayunya. 


Secang, mungkin beberapa diantara kita belum mengenal terlalu jauh tanaman jenis ini. Secang memiliki nama ilmiah Caesalpinia sappan L. tanaman yang merupakan anggota dari polong-polongan ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, terutama bagian kulit kayu dan kayunya. Secang dikenal dengan beberapa nama yang berbeda di setiap daerahnya, misalnya seupeueng (Aceh), sepang (Gayo), sopang (Toba), lacang (Minangkabau), secang (Sunda), secang (Jawa), secang (Madura), sepang (Sasak), supa (Bima), sepel (Timor), hape (Sawu), hong (Alor), sepe (Roti), sema (Manado), dolo (Bare), sapang (Makasar), sepang (Bugis), sepen (Halmahera selatan), savala (Halmahera Utara), sungiang (Ternate), roro (Tidore), sappanwood (Inggris), dan suou (Jepang). Dan tanaman ini cukup banyak tersebar di beberapa kepulauan di Indonesia. Secang sebenarnya banyak dikenalsebagai tanaman liar dan kadang digunakan sebagai pagar pembatas. Secang bisa tumbuh optimal di daerah dengan ketinggian 1000 m dpl, di daerah pegunungan yang tidak terlalu dingin.


Secang banyak dikenal masyarakat sebagai tanaman yang dapat digunakan sebagai sumber pewarna alami. Bagian batang (kayu) dari tanaman secang dapat mengeluarkan warna merah alami dan dapat dimanfaatkan sebagai pewarna makanan dan minuman. Pemanfaatan dari secang selama ini paling banyak adalah di bagian kayunya. Selain sebagai rempah dan bahan pewarna alami, ternyata secang juga memiliki beberapa khasiat untuk kesehatan. Beberapa manfaat kayu secang untuk kesehatan dan dapat menyembuhkan maupun mengurangi gejala dari beberapa penyakit, diantaranya:

Mengurangi gejala batuk darah
Mengatasi diare dan disentri
Mempercepat penyembuhan luka dalam
Mempercepat penyembuhan setelah masa persalinan
Mengatasi berak darak, muntah darah, dan luka berdarah
Mengatasi pembengkakan akibat tumor
Mengatasi nyeri akibat gangguan sirkulasi darah
Mengobati penyakit sifilis, malaria, tetanus serta peradangan selaput mata
Menghentikan pendarahan
Penawar racun bagi tubuh
Antiseptic, antibakteri, dan antikoagulan (anti penggumpalan)

Manfaaat dan khasiat yang terkandung dalam tanaman secang tersebut di dapat dari komponen senyawa-senyawa kimia yang terkandung di dalamnya. Komponen kimia pada tanaman secang antara lain asam galat, tanin, resin, resorsin, brasilin, brasilein, d-alfa-phellandrene, oscimene, minyak atsiri. Kandungan komponen kimia tersebut bisa memberikan efek positif pada tubu, sebagaimana yang tersebut di atas.


Pemanfaatan kayu secang selama ini masih banyak terpusat hanya pada kayunya, dan pemanfaatannya pun masih cukup terbatas. Produk-produk olahan secang sebenarnya memiliki potensi yang cukup bagus untuk dikembangkan, karena melihat dia begitu banyak manfaat pada tanaman ini, misalnya produk minuman secang, serbuk secang, minuman secang instan, serta produk olahan lainnya seperti bandrek habennagen yang mengandung bahan secang,. Selain kayu, daun tanaman secang juga bisa dikembangkan pemanfaatannya, karena pada bagian daun banyak mengandung minyak atsiri yang memiliki bau yang menyenangkan. Dalam pengembangan produk secang perlu diperhatikan terkait dengan penggunaan zat-zat tambahan makanan, produk alami jauh labih baik daripada produk-produk yang ditambahkan bahan kimia. Karena banyak terjadi penambahan dari bahan kimia tersebut justru mengurangi manfaat dari tanaman itu sendiri dan menimbulkan efek negatif bagi yang mengkonsumsi.



MANFAAT LADA HITAM

Rempah yang satu ini banyak digunakan sebagai penyedap makanan dengan rasa pedasnya yang khas. Selain menambah ragam rasa dalam makanan, lada hitam juga memiliki manfaat kesehatan bagi Anda. Lada hitam memiliki kandungan nutrisi yang mengejutkan. Diantaranya antioksidan, vitamin A, vitamin C, dan senyawa seperti likopen, karoten, zea-xanthin, dan cryptoxanthin yang membantu menghilangkan radikal bebas yang merusak, sehingga mencegah terjadinya kanker, masalah hati, dan penyakit kardiovaskuler.

Saat Anda mengonsumsi rempah yang satu ini, tentu keringat akan bercucuran dari tubuh Anda. Secara tidak langsung, proses ini akan membantu Anda untuk mengeluarkan racun lewat keringat dan buang air kecil atau diuretik property.

Lada hitam secara luas diakui sebagai karminatif, suatu zat yang membantu dalam stimulasi selera untuk meningkatkan sekresi asam klorida untuk pencernaan ditingkatkan, yang mengarah pada pencegahan diare, sembelit, nyeri kolik, dan gas usus, demikian yang dilansir Magforwoman.


Seperti yang disebutkan diatas, lada hitam mengandung piperin yang berguna sebagai anti-depresi. Hal ini akan meningkatkan produksi endomorphins, zat kimia yang ada dalam otak yang membebaskan kita dari rasa sakit apapun dan meremajakan kesehatan mental kita. Manfaat lada hitam juga mencakup stimulasi sistem saraf pusat dan peningkatan fungsi kognitif.





MENGENAL CABE AREUY/CABE JAWA

Mendengar kata cabai, yang terlintas di benak kita adalah buah berwarna hijau atau merah dan pedas kalau dimakan. Cabai biasa dipakai untuk sambal. Namun, ada cabai yang biasa dipakai untuk campuran jamu. Ini adalah cabai alas atau lada panjang. Cabai ini dikenal sebagai cabai jawa (Piper retrofractum Vahl atau Piper longum L).

 Berbeda dari tananam cabai lainnya, cabai jawa tergolong jenis tumbuhan sirih memanjat yang mempunyai akar lekat. Daunnya berseling (posisi tangkai berselang-seling) berbentuk bundar telur dengan ujung meruncing. Bila daunnya diremas, cabai akan mengeluarkan bau seperti bau daun sirih.

Buahnya berbentuk bulir membulat dengan panjang sekitar 2-3 sentimeter. Saat masih muda buah cabai jawa berwarba hijau, tapi kemudian menjadi berwarna merah cerah saat buahnya tua. Bila dicicip, rasanya manis-manis pedas.


Tumbuhan ini produknya telah dikenal oleh orang Romawi sejak lama dan sering dikacaukan dengan lada. Di Indonesia sendiri buah keringnya digunakan sebagai rempah pemedas. Sebelum kedatangan cabai (Capsicum spp.), tumbuhan inilah yang disebut “cabe”. Cabai sendiri oleh orang Jawa dinamakan “lombok”.


Cabai jamu dapat tumbuh di lahan ketinggian 0-600 meter di atas permukaan laut (dpl), dengan curah hujan rata-rata 1.259-2.500 mm/tahun. Tanah lempung berpasir, dengan struktur tanah gembur dan berdrainase baik, merupakan lahan yang cocok untuk budidaya cabe jamu. Tanaman itu memiliki keunggulan dapat tumbuh di lahan kering berbatu. Keberadaan tanggul batu di pematang tegalan dapat dijadikan media merambatnya cabe jamu secara alami.


Tanaman ini memiliki beberapa nama daerah/nama lokal yaitu cabe areuy (Sunda), cabe jamu, cabe alas, cabe sulah, lada panjang, cabai panjang (sumatera), cabean, cabe sula, cabi jamo, cabi onggu, cabi solah (madura), dan bi ba (cina). Di daerah Parahyangan cabe areuy/Jawa sering digunakan sebagai bahan tambahan pada pembuatan Bandrek. Meskipun setiap daerah masing masing memiliki resep yang berbeda beda, tetapi bahan dasar Bandrek adalah gula aren, Cabe areuy, jahe merah selain itu ada juga yang menggunakan tambahan rempah rempah lain seperti lada hitam, cengkih, secang, kapulaga, kayu manis, kembang soyi, kelewek, daun jeruk, pala, serai dll, tentunya sesuai seleranya masing masing. Itulah yang membedakan mengapa bandrek berbeda dengan minuman sejenis seperti wedang jahe atau pun bir pletok. Sebab meskipun setiap daerah di tanah Sunda memiliki resep yang berbeda beda dalam pembuatan Bandrek tapi yang menjadi ciri khas minuman ini adalah aroma gula Aren dan cabe jawa yang begitu dominan.


Dari hasil analisis kimia, cabe jawa mengandung bahan piperina, piperidinia, damar, gom, pati, dan minyak atsiri yang bermanfaat untuk ramuan jamu tradisional. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk pembuatan jamu adalah buahnya. Namun, akar dan daunnya pun memiliki khasiat obat.


Tumbuhan ini kaya dengan berbagai kandungan kimia yang sudah diketahui, pada buahnya mengandung Zat pedas piperine, Minyak menguap, alpha amirin, fenenol, dehydromatricaria ester, cineole, terpinen-4, 1-beta caryophylene,1-quebrachitol. Akar dan batang mengandung mengandung inulin yang terdiri dari artemose, cabang kecil mengandung oxytocin, yomogi alkohol, ridentin.


Tumbuhan ini bersifat: rasadingin, menghilangkan sakit, menghentikan pendarahan (hemostatik), melancarkan peredaran darah, mencegah keguguran, mengatur menstruasi. Dalam farmakologi Cina disebut tumbuhan ini memiliki rasa pahit, pedas dan hangat. Herba ini masuk meridian ginjal, paru dan limpa

Buah cabe jawa bermanfaat untuk mengatasi rasa lemah (neurasthenia), masuk angin, pencernaan terganggu, batuk, ayan, dan demam. Akarnya bisa digunakan untuk obat kuat dan membersihkan rahim sehabis melahirkan. Sedangkan daunnya bisa dijadikan obat kumur dan pereda keluhan perut.


Cara Penyajian Bandrek Habennagen

Bandrek disajikan dengan diseduh air panas :

Tuangkan 3-4 sendok makan ke dalam gelas dan tambahkan air panas secukupnya aduk hingga rata dan Bandrek Habennagen siap di hidangkan. Bisa pula ditambahkan susu kental manis sebagai pemanisnya atau ditambahkan kopi satu sendok teh untuk menambahkan aroma kopi. 



Bandrek Habennagen dapat disajikan dengan cara baru..campurkan 4 sendok makan Bandrek Habennagen dengan cair dingin dan sedikit es lalu blender selama 3 menit. Maka Bandrek Ice Blended Siap disajikan. 



Jadi Bandrek Habennagen bias dinikmati dengan air panas dan air dingin dan sangat cocok dinikmati dalam suasana apapun. Cocok menemani saat santai anda bersama keluarga / teman . 


Bandrek Habennagen, kehangatannya menghangatkan rasa kebersamaan anda.


Waroeng Kongres


Kamis, 19 Juni 2014

Berkunjung Ke Baduy

Jam menunjukan pukul 15.00 saat kita semua meluncur menyusuri jalan tol Cipularang. Kita berangkat dari Cimahi dengan tujuan kampung Ciboleger di kab Lebak, Provinsi Banten. Selama ini saya hanya mendegar suku Baduy dengan segala informasi yang mungkin tidak akurat dan kita ingin membuktikan apa yang selama ini kita dengar. Sekitar pukul 17.30 kami beristirahat sejenak untuk mengisi perut di rest area Cikampek. Setelah dirasa cukup untuk mengisi perut, kami kembali menyusuri jalan tol Cipularang dan apa yang kami khawatirkan terjadi yaitu terjadi kemacetan di pintu tol Cikarang Utama sampai tol dalam kota yang ke arah Cawang. Selepas kemacetan itu kami terus melaju hingga masuk tol Merak Jakarta dan kemacetan pun terjadi. Saya yang sudah kelelahan akhirnya menepikan kendaraan di rest area Tangerang kira kira saat itu pukul 22.00. 

Kira kira satu jam kami beristirahat, kami pun terus memburu waktu agar bisa cepat sampai tujuan. Sekitar pukul 01.00 dini hari kami sampai di Rangkasbitung dan untuk menghilangkan rasa kantuk dan memastikan arah jalan kami pun menepikan kendaraan di sekitar terminal dan menikmati kopi. Kami sempat berbincang dengan salah satu Jawara di Rangkasbitung mengenai tujuan kami ke Ciboleger. Dia pun memberikan saran agar melewati jalan yg lain yg agak memutar tapi relatif aman dan terang karena jika melewati jalan utama yg notabene sedang di cor, melewati perkebunan sawit itu rawan karena belum lama terjadi penodongan dan perampokan oleh begal.

Setelah selesai kita kembali melanjutkan perjalanan menuju Ciboleger, sepanjang perjalanan kita disuguhi hutan jati dan galian pasir. Banyak juga kayu kayu jengjen yang siap angkut bertumpuk rapi di sepanjang jalan menuju Ciboleger. Kabut pun turun menemani perjalanan kami dan saya harus meningkatkan kewaspadaan karena jalan banyak yg berlubang. Ingat akan obrolan tadi diwarung waspada barangkali ada begal dan jika ada orang yang berhenti ditengah jalan jangan berhenti tabrak saja. Sambil memegang setir, saya pun memangku sebilah golok untuk sekedar berjaga jaga jika ada sesuatu dan kawan kawan yg lain pun bersiaga mengamati jalan, ada yang memegang pisau dan kawan yang di bangku belakang sudah siap dengan senjata "Air soft gun". 

Akhirnya perjalanan yang sangat menguras keringat dan mental pun berakhir dan kami pun sampai di terminal Ciboleger pukul 03.00 dini hari. Suasana pun masih sunyi tetapi saya melihat seorang warga Baduy dalam sedang memanggul 2 tandan pisang menuju kampung Baduy. 


Sambil menunggu pagi kami pun beristirahat di dalam mobil dan tidak lama ada sebuah warung yang buka saya yang sejak tadi sudah lapar, mampir untuk membeli semangkok mie instan dan kopi. Adzan subuh pun berkumandang, saya bergegas mencari masjid. Selesai sholat subuh saya pun kembali ke mobil untuk memejamkan mata.

Pukul 07.00 kami pun berjalan ke rumah pa Haji Juhen yang menyediakan penginapan ala kadarnya, setealah mendapatkan kamar kami pun beristirahat untuk memejamkan mata sebentar dan mengendurkan urat urat yang sudah tegang akibat perjalanan yang sangat melelahkan.

Jam 09.00 kami pun bangun dan langsung ke warung pa haji Juhen untuk sarapan dan kawan kami pun langsung menghampiri kami yaitu Mang Omin, warga kampung Ciboleger yang sudah kami kenal sebelumnya. Sambil sarapan kami pun berbincang bincang dengan Mang Omin.

Selesai berbicang kami pun langsung bersiap untuk berjalan menuju kampung Baduy.

Sebelum masuk ke kampung adat baduy kami harus lapor dahulu ke Jaro Pamarentah yaitu Jaro Dainah apa maksud tujuan kami dan berapa orang. Memang tidak ditarif biaya tetapi kami memberikan uang sekedarnya saja. Karena Jaro sedang tidak ada, kami hanya bertemu dengan anaknya.

       Plang ucapan selamat datang ketika akan masuk perkampungan baduy



     rumah Jaro Dainah
Pada kesempatan kami tidak akan berencana mengunjungi perkampungan Baduy Dalam karena kami tidak bisa berlama lama, jika kami akan mengunjungi kampung Baduy dalam (Cikeusik, Cibeo, Cikertawana) maka jami harus menginap semalam lagi dikarenakan jarak dari Ciboleger ke Cikeusik berjarak kurang lebih 12 Km dan dapat ditempuh selama 5 jam jalan kaki. Kali ini kami hanya akan mengunjungi kampung Gajeboh saja yang hanya berjarak 2 km dari Ciboleger.

Sepanjang perjalanan ke Gajeboh kiri kanan jalan banyak leuit yang berdiri. Leuit adalah bangunan yang dibangun oleh masyarakat Baduy untuk menyimpan padi.

Perkampungan Baduy 

Leuit
Jalan bebatuan yang tertata rapih terus kami pijak agar tidak terpeleset. berjajar rumah rumah penduduk tertata rapi dan banyak juga yang menawarkan cendera mata khas Baduy di depan rumahnya. Sesekali kami berpapasan dengan wisatawan yg lain yang hendak ke Baduy dalam atau yang pulang. Kaum wanita baduy menghabiskan waktu di huma atau menenun kain untuk digunakan sendiri atau dijual kepada wisatawan. Kaum prianya pun sama banyak menghabiskan waktu di huma atau membuat membuat kerajinan tangan. 

narsis dulu padahal cape

meniti jalan bebatuan

siap ditenun 

membuat jaring ikan
Tak lama pun kami tiba di kampung Gajeboh, kampung ketiga dari Ciboleger,yang kedua adalah kampung Kaduketug. Di sini kita bisa melihat sebuah jembatan yang dibuat dari bambu yang hanya diikatkan ke pohon yang ada di seberang sungai. Jembatan ini tidak dipaku tetapi hanya di ikat oleh tali ijuk saja. Dibawahnya mengalir sungai yang jernih dan bersih tidak ada sampah plastik, paling paling hanya sampah dari dedaunnan kering. 

Sambil menghilangkan pegal kami pun bermain main dan berendam di sungai tersebut. Setelah puas kami pun berbincang bincang dengan puhu kampung Gajeboh mengenai kehidupan orang Baduy yang banyak laranganya. Seperti mereka tidak boleh memelihara hewan berkaki 4, cara berpakaian antara Baduy Luar dan Baduy Dalam.





Selesai berbincang bincang kita semua pamit pulang. Dan harus berjalan kaki menuruni dan mendaki bukit lagi untuk sampai ke Ciboleger temapt kami menyimpan barang barang. Perjalan terasa berat ketika pulang karena kita menghadapi tanjakan yng cukup panjang sampai harus beristirahat 2 kali. Setiap kali berkunjung ke Baduy selalu mempunyai cerita yang berbeda dan selalu rindu untuk kembali ke sana. Rindu akan keramahannya, rindu udaranya yang masih segar, rindu akan kearifan lokalnya..

Diperjalann pulang tidak disangka kami berjumpa dengan kenalan kami warga Baduy Dalam "Ayah Nani" dan kami pun sempat berbincang sebentar. Ternyata Ayah Nani baru dari rumah sakit untuk memeriksa kesehatannya di Ciboleger karena merasa sesak nafas. Dalam hati saya hanya bisa tertegun melihat mereka yang masih patuh terhadap adat, walau sakit kemana mana harus berjalan kaki. 

sekitar pukul 15.00 kami pun tiba di Ciboleger tepatnya di rumah Haji Juhen untuk bersiap untuk pulang kembali ke Cimahi.

Ayah Nani yang memakai baju putih
Itulah secuil pengalaman kami berkunjung ke kampung masyarakat Baduy. Mereka sama seperti kita tetapi mereka masih berpegang teguh kepada adat. 

Tidak lengkap jika kami tidak membeli oleh oleh atau cenderamata khas Baduy. Banyak pilihan cenderamata khas Baduy mulai dari gantungan kunci, aksesoris (gelang, kalung, Kain Tenun, Tas Koja dll. 




Karena penulis sangat menyukai senjata tajam maka wajib hukumnya memiliki golok khas Baduy / Banten yang sangat sohor yaitu Golok Sulangkar.

Sampai Jumpa dengan perjalanan berikutnya..

Senin, 03 Februari 2014

Pasar Loak Ciliwung

Pasar Loak atau barang bekas mungkin tidak menarik buat sebagian orang, tetapi bagi sebagian lagi merupakan sebuah tempat untuk mencari "HARTA KARUN". Di sana terdapat berbagai barang bekas maupun baru (KW) yang masih layak pakai mulai dari perlengkapan elektronik, pakaian, onderdil dll. Salah satu pasar loak yang ada di Bandung adalah di pasar Ciliwung belakang Gedung Sate. 


Beragam kepentingan yang datang mengunjungi pasar ini ada yang hanya sekedar cuci mata, berjual beli, hingga berburu barang antik. 

Berbagai barang atau pun jasa ditawarkan di pasar ini. Di sudut pasar tergantung pakaian bekas dan jaket bekas yang masih layak pakai. Jaket yang ditawarkan pun terbilang jaket impor kebanyakan jaket bekas militer asing.

Disudut lain ada juga yang berkumpul melihat aksi pesulap jalanan yang menawarkan properti-properti sederhana untuk bermain sulap. Lucu memang melihatnya dan sesekali si pedagang mempraktekan jurus-jurusnya alam bersulap walau ada yang tidak berhasil. 



Hari semakin siang ketika saya mencoba memotret beberapa kegiatan yang ada di pasar loak Ciliwung. Jam menunjukan pukul 10 siang dan pengunjung pun semakin banyak yang mencari barang-barang kebutuhan mereka. Saya terhenti sejenak untuk melihat penjual madu yang membawa ember yang berisi sarang lebah. Madu tersebut langsung di peras dari sarangnya. Saya pun bertanya kepada penjualnya menanyakan jenis lebah apa yang di bawa. Penjualnya menjawab "ieu lebah leuweung jang, madu odeng".



Setelah bertanya dan mengamati bagaimana madu tersebut di peras, saya melanjutkan langkah untuk melihat lihat penjual yang lain. Ada yang menarik perhatian saya untuk mencari tahu penjual jasa pijat buhun. Karena itu hal yang unik dan menarik setelah saya coba baca brosur yang digelar. 



Saya pun tersenyum setelah membacanya. Sederhana sekali brosur itu dan hanya menggunakan tulis tangan. 







Pasien pun meringis kesakitan ketika dipijit dan merasa lebih enak setelah dipijit. Masih banyak lagi hal-hal unik yang saya temui di pasar loak tersebut, jam menunjukan pukul setengah dua belas dan akhirnya saya pun melangkahkan kaki menuju masjid yang berada tidak jauh dari pasar tersebut untuk beribadah sholat Jumat.

Bagi temen temen yang ingin mencari barang yang unik tidak ada salahnya untuk mengunjungi pasar tersebut selain harganya bersahabat suasananya pun sangat sejuk karena disekeliling nya banyak ditumbuhi oleh pepohonan yang rindang. Nah bagi pecinta batu akik bisa melihat lihat koleksi penjual disana.



Selasa, 28 Januari 2014

Bencana Banjir dan Longsor

Bencana alam yang terjadi di Cimahi dan sekitarnya terjadi secara beruntun terjadi setelah musim hujan tiba. Siapa yg salah? Siapa yang bertanggung jawab?...itulah pertanyaan yang sering terlontar ketika bencana melanda. Tanya lah pada hati nurani kita! jawabannya pasti kita sendiri. Mengapa? karena bencana alam yang terjadi akibat ulah manusia sendiri yang menjadi sebab dan bencana adalah akibat dari perbuatan manusia itu sendiri.

Ketika hutan dicukur untuk dengan alasan kebutuhan ekonomi maka tunggulah ekonomi yang dibangun atas dasar keserakahan akan menuai hukuman dari alam yang telah jengah menjadi komoditas tersebut.

Sejak kecil kita telah dicekoki oleh segudang teori dari buku buku pelajaran yang mungkin sekarang sudah usang dan hanya menjadi setumpuk kertas yang sudah tidak berarti lagi bahwa "Banjir disebabkan karena salah satunya banyak yang buang sampah sembarangan, jangan mengunduli hutan karena jika hutan gundul maka akan terjadi tanah longsor". 

Tapi itu semua hanya sebuah kalimat yang sering kita baca saja sejak kecil, setelah kita dewasa kita banyak yg melupakannya seolah-olah itu sudah tidak berarti lagi. Waktu saya kecil saya hampir tidak pernah merasakan banjir di kota Cimahi separah sekarang. Manusia hanya memikirkan yang sesaat saja tanpa pernah memikirkan apa yang akan kita wariskan kelak buat generasi penerus kita. Yang diwariskan hanyalah segudang PR bagaimana mengatasi bencana dan mengalami bencana.

Beberapa daerah di Cimahi yang dulu tidak pernah terkena banjir sekarang berubah menjadi daerah langganan banjir seperti Cihanjuang, Cilember, Pojok dll. Karena daerah resapan air sudah tidak ada berubah semua menjadi beton. Daerah yang dulu menjadi daerah resapan air di daerah Cisarua sudah berubah menjadi vila vila mewah, dan daerah perkebunan masyarakat. 


Sekarang Cimahi menjadi daerah langganan banjir setiap musim hujan datang. Masyarakat pun seakan sudah terbiasa dan memakluminya, bencana memang tidak bisa kita tolak atau prediksi tapi setidaknya kita bisa berbuat sesuatu untuk mencegah bencana tersebut. Hal kecil yang bisa kita perbuat adalah jangan buang sampah sembarangan, sisakan sedikit lahan untuk resapan air di sekitar rumah kita atau membuat biopori. 

Semoga dari kejadian tersebut kita bisa mengambil hikmahnya bahwa jika alam sudah murka maka tidak ada yang bisa melawannya. Bencana pun tidak hanya memberikan dampak negatif saja tapi ada juga dampak positifnya yaitu menumbuhkan rasa kekeluargaan untuk saling membantu korban bencana tersebut.



Banyak relawan kemanusiaan yang langsung turun kelapangan tanpa menunggu bantuan pemerintah setempat, relawan relawan tersebut bekerja dengan sepenuh hati tanpa mengharapkan imbalan apapun.

Rasa kepedulian terhadap sesama itu sangat penting, coba bayangkan jika bencana itu terjadi pada kita?..kita pun membutuhkan bantuan dari yang lain atas dasar rasa kepedulian kita dan relawan yang lain bergerak dan memberikan bantuan sekemampuan kita. 

Terima kasih kepada Grup Urang Cimahi yang sangat tanggap bencana, Ulin Jarambah dengan Gerakan Malire Sesama semoga Allah akan membalas kebaikan kawan kawan semua. Semoga kedepannya bencana bisa kita kurangi dengan mau hidup berdampingan dengan Alam dan tidak merusaknya.


                                                 Banjir bandang di kampung Nyalindung
                                                                 Rehat sejenak
                                                       kendaraan tempur ke lokasi bencana
                                          kabut, hujan dan angin menghiasi perjalanan ke Nyalindung
                                                    tukang blusukan ke area bencana
                                                               Group Urang Cimahi