Jumat, 07 November 2014

Bandrek Habennagen


Minuman Bandrek adalah minuman tradisional khas Sunda yang berkhasiat untuk menghangatkan dan kesegaran tubuh. Dari segi rasa berbeda dengan Wedang jahe yang lebih di dominan dengan aroma jahe, minuman bandrek di dominasi oleh aroma gula aren dan cabe areuy (jabe jawa), meskipun selain kedua bahan tersebut kadang di gunakan jahe merah, kayu manis, lada hitam, cengkih, kayu secang, pala, kapulaga dsb sesuai kebiasaan di daerah masing masing di jawa Barat.

BANDREK HABENNAGEN di produksi oleh TATA TITI DUDUGA PERYOGA, merupakan perusahaan skala rumah tangga yang insya 4JJ akan terus berkembang.


Nama TATA TITI DUDUGA PERYOGA sendiri merupakan salah satu istilah SUNDA yang mengandung filosofi yang dalam. 


TATA adalah TATAMAN (semut) yang memiliki sifat saling berjabat tangan, silaturahmi, sebuah usaha akan berkembang berkat silaturahmi yang senantiasa terjaga sehingga lebih luas dan membentuk jaringan tersendiri.


TITI adalah TITINGGI (binatang kaki seribu/lipan), meskipun memiliki kaki yang lembut tapi mampu mengangkat badannya yang besar dan berjalan, karena memiliki kaki yang banyak yang saling bekerja sama dengan langkah kaki yang selaras. Kami berharap usaha ini dapat maju dan berkembang karena memiliki tim yang solid seberat apapun beban yang harus diangkat.


DUDUGA adalah haphap (cicak yang memiliki sayap) karakternya senantiasa mengoyang goyangkan dahan apabila hinggap dari satu pohon ke pohon yang lain meskipun dahannya besar menandakan memiliki sifat yang senantiasa waspada dimanapun dia berada. Dalam dunia usaha sikap ini sangat dibutuhkan tentunya dengan perhitungan yang tepat.


PERYOGA adalah kerbau, meskipun kerbau memiliki tanduk yang besar tapi tidak arogan dan senantiasa menurut jika dituntun oleh anak gembala. ilmu, berupa kritik atau saran yang membangun dan membawa manfaat dunia akhirat akan senantiasa diikuti walaupun datang dari anak kecil ataupun org yang tidak kita sukai sekalipun. 


Orang yang TERKUAT bukanlah orang yang selalu MENANG, tapi dia adalah orang yang mampu BERTAHAN dan BANGUN kembali setiap kali dia JATUH untuk melangkah Kembali.. -HABEN NAGEN-

Di indonesia banyak sekali beragam minuman tradisional yang bermanfaat untuk kesehatan dan menghangatkan badan seperti Bandrek, Wedang jahe, Bir pletok dll. yang membedakan antara satu dengan yang lain adalah. Rasa pedas dominan yang dimiliki oleh Bandrek yang merupakan minuman khas parahyangan yaitu cabe jawa selain bahan rempah rempah lainnya seperti jahe merah, lada hitam, cengkih, kayu manis, secang dll

KEUTAMAAN JAHE ( JANZABIL )

Allah Azza wa Jalla berfirman: “Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe.” (QS. Insan: 17). 


Dari Abu Sa’id Al Khudri bahwa ia menceritakan: “Raja Romawi pernah menghadiahkan kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam satu karung jahe. Beliau memberikan kepada setiap orang satu potong untuk dimakan, dan aku juga mendapatkan satu potong untuk kumakan.” (HR: Abu Nu’aim dalam kitab Ath Thibb An Nabawi).


Jahe bukan rempah yang asing bagi masyarakat Indonesia. Selain biasa dipakai untuk bumbu aneka masakan, jahe juga banyak dinikmati sebagai minuman hangat yang menyegarkan. Jahe juga sering dipergunakan untuk perasa kue, permen dan berbagai makanan olahan lainnya. Namun tentu belum banyak yang tahu, ternyata jahe merupakan minuman surga. 


Tentu ada rahasia dibalik nikmat jahe sehingga rimpang ini dijadikan salah satu sajian di surga. Salah satu hikmah rahasia yang telah ditemukan adalah khasiat jahe sebagai obat berbagai penyakit. Dalam Al Adab As Syar’iyah, Ibnu Muflih Al hanbali (763 H) menjelaskan bahwa rempah-rempah yang populer didunia Arab dengan sebutan nama zanjabil ini bisa menghilangkan gangguan pencernaan yang disebabkan jumlah udara gas yang berlebihan didalam perut. Selain itu, juga mengurangi resiko yang disebabkan oleh makanan yang beku dan kenyal, serta membantu memudahkan proses pencernaan.


Pandangan para ulama itu juga diakui oleh dunia farmasi modern. Dalam British Journal of Anaesthasia vol. 84 (2006) disebutkan bahwa untuk mengatasi mual dan muntah, jahe bisa diandalkan. Karena jahe mampu memblok seretonim, yakni senyawa yang menyebabkan perut berkontraksi. Kandungan gingeros yang ada dalam jahe juga bisa digunakan sebagai peringan rasa sakit. Bahkan dalam British Journal of Nutrition vol. 96 (2006), beberapa ahli biologi Universitas Kuwait menjelaskan, rempah-rempah yang memiliki nama latin Zingiber Offcinale ini amat bermanfaat bagi penderita penyakit Diabetes Melitus karena bisa menurunkan glukosa, kolesterol, dan kadar protein dalam air seni secara signifikan.


Penelitian lain membuktikan ekstrak jahe, baik dari jahe segar maupun jahe kering, berkhasiat dalam mengatasi infeksi bekteri, infeksi jamur, kejang, nyeri, luka serta gangguan lambung, tumor, kram dan reaksi alergi. Jahe juga bermanfaat untuk sirkulasi darah. Tumbuhan rimpang ini memiliki khasiat antikogulan (anti pembekuan darah) yang lebih hebat daripada bawang putih atau bawang merah. Jahe juga mampu menurunkan kadar kolesterol karena bisa mengurangi penyerapan kolesterol dalam darah dan hati. Secara ilmiah juga jahe terbukti melawan bakteri escherichia coli, penyebab penyakit diare. Dalam tradisi pengobatan herbal di negeri ini, jahe dilumatkan sering digunakan sebagai pertolongan pertama terhadap luka akibat gigitan ular berbisa.

Jadi Allah SWT telah memberikan banyak nikmat dan manfaat kepada manusia lewat rempah minuman surga ini.

dikutip dari buletin BAITUL IZZAH, Edisi 01, tahun 02


MANFAAT KAYU SECANG

Secang, mungkin beberapa diantara kita belum mengenal terlalu jauh tanaman jenis ini. Secang memiliki nama ilmiah Caesalpinia sappan L. tanaman yang merupakan anggota dari polong-polongan ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, terutama bagian kulit kayu dan kayunya. 


Secang, mungkin beberapa diantara kita belum mengenal terlalu jauh tanaman jenis ini. Secang memiliki nama ilmiah Caesalpinia sappan L. tanaman yang merupakan anggota dari polong-polongan ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, terutama bagian kulit kayu dan kayunya. Secang dikenal dengan beberapa nama yang berbeda di setiap daerahnya, misalnya seupeueng (Aceh), sepang (Gayo), sopang (Toba), lacang (Minangkabau), secang (Sunda), secang (Jawa), secang (Madura), sepang (Sasak), supa (Bima), sepel (Timor), hape (Sawu), hong (Alor), sepe (Roti), sema (Manado), dolo (Bare), sapang (Makasar), sepang (Bugis), sepen (Halmahera selatan), savala (Halmahera Utara), sungiang (Ternate), roro (Tidore), sappanwood (Inggris), dan suou (Jepang). Dan tanaman ini cukup banyak tersebar di beberapa kepulauan di Indonesia. Secang sebenarnya banyak dikenalsebagai tanaman liar dan kadang digunakan sebagai pagar pembatas. Secang bisa tumbuh optimal di daerah dengan ketinggian 1000 m dpl, di daerah pegunungan yang tidak terlalu dingin.


Secang banyak dikenal masyarakat sebagai tanaman yang dapat digunakan sebagai sumber pewarna alami. Bagian batang (kayu) dari tanaman secang dapat mengeluarkan warna merah alami dan dapat dimanfaatkan sebagai pewarna makanan dan minuman. Pemanfaatan dari secang selama ini paling banyak adalah di bagian kayunya. Selain sebagai rempah dan bahan pewarna alami, ternyata secang juga memiliki beberapa khasiat untuk kesehatan. Beberapa manfaat kayu secang untuk kesehatan dan dapat menyembuhkan maupun mengurangi gejala dari beberapa penyakit, diantaranya:

Mengurangi gejala batuk darah
Mengatasi diare dan disentri
Mempercepat penyembuhan luka dalam
Mempercepat penyembuhan setelah masa persalinan
Mengatasi berak darak, muntah darah, dan luka berdarah
Mengatasi pembengkakan akibat tumor
Mengatasi nyeri akibat gangguan sirkulasi darah
Mengobati penyakit sifilis, malaria, tetanus serta peradangan selaput mata
Menghentikan pendarahan
Penawar racun bagi tubuh
Antiseptic, antibakteri, dan antikoagulan (anti penggumpalan)

Manfaaat dan khasiat yang terkandung dalam tanaman secang tersebut di dapat dari komponen senyawa-senyawa kimia yang terkandung di dalamnya. Komponen kimia pada tanaman secang antara lain asam galat, tanin, resin, resorsin, brasilin, brasilein, d-alfa-phellandrene, oscimene, minyak atsiri. Kandungan komponen kimia tersebut bisa memberikan efek positif pada tubu, sebagaimana yang tersebut di atas.


Pemanfaatan kayu secang selama ini masih banyak terpusat hanya pada kayunya, dan pemanfaatannya pun masih cukup terbatas. Produk-produk olahan secang sebenarnya memiliki potensi yang cukup bagus untuk dikembangkan, karena melihat dia begitu banyak manfaat pada tanaman ini, misalnya produk minuman secang, serbuk secang, minuman secang instan, serta produk olahan lainnya seperti bandrek habennagen yang mengandung bahan secang,. Selain kayu, daun tanaman secang juga bisa dikembangkan pemanfaatannya, karena pada bagian daun banyak mengandung minyak atsiri yang memiliki bau yang menyenangkan. Dalam pengembangan produk secang perlu diperhatikan terkait dengan penggunaan zat-zat tambahan makanan, produk alami jauh labih baik daripada produk-produk yang ditambahkan bahan kimia. Karena banyak terjadi penambahan dari bahan kimia tersebut justru mengurangi manfaat dari tanaman itu sendiri dan menimbulkan efek negatif bagi yang mengkonsumsi.



MANFAAT LADA HITAM

Rempah yang satu ini banyak digunakan sebagai penyedap makanan dengan rasa pedasnya yang khas. Selain menambah ragam rasa dalam makanan, lada hitam juga memiliki manfaat kesehatan bagi Anda. Lada hitam memiliki kandungan nutrisi yang mengejutkan. Diantaranya antioksidan, vitamin A, vitamin C, dan senyawa seperti likopen, karoten, zea-xanthin, dan cryptoxanthin yang membantu menghilangkan radikal bebas yang merusak, sehingga mencegah terjadinya kanker, masalah hati, dan penyakit kardiovaskuler.

Saat Anda mengonsumsi rempah yang satu ini, tentu keringat akan bercucuran dari tubuh Anda. Secara tidak langsung, proses ini akan membantu Anda untuk mengeluarkan racun lewat keringat dan buang air kecil atau diuretik property.

Lada hitam secara luas diakui sebagai karminatif, suatu zat yang membantu dalam stimulasi selera untuk meningkatkan sekresi asam klorida untuk pencernaan ditingkatkan, yang mengarah pada pencegahan diare, sembelit, nyeri kolik, dan gas usus, demikian yang dilansir Magforwoman.


Seperti yang disebutkan diatas, lada hitam mengandung piperin yang berguna sebagai anti-depresi. Hal ini akan meningkatkan produksi endomorphins, zat kimia yang ada dalam otak yang membebaskan kita dari rasa sakit apapun dan meremajakan kesehatan mental kita. Manfaat lada hitam juga mencakup stimulasi sistem saraf pusat dan peningkatan fungsi kognitif.





MENGENAL CABE AREUY/CABE JAWA

Mendengar kata cabai, yang terlintas di benak kita adalah buah berwarna hijau atau merah dan pedas kalau dimakan. Cabai biasa dipakai untuk sambal. Namun, ada cabai yang biasa dipakai untuk campuran jamu. Ini adalah cabai alas atau lada panjang. Cabai ini dikenal sebagai cabai jawa (Piper retrofractum Vahl atau Piper longum L).

 Berbeda dari tananam cabai lainnya, cabai jawa tergolong jenis tumbuhan sirih memanjat yang mempunyai akar lekat. Daunnya berseling (posisi tangkai berselang-seling) berbentuk bundar telur dengan ujung meruncing. Bila daunnya diremas, cabai akan mengeluarkan bau seperti bau daun sirih.

Buahnya berbentuk bulir membulat dengan panjang sekitar 2-3 sentimeter. Saat masih muda buah cabai jawa berwarba hijau, tapi kemudian menjadi berwarna merah cerah saat buahnya tua. Bila dicicip, rasanya manis-manis pedas.


Tumbuhan ini produknya telah dikenal oleh orang Romawi sejak lama dan sering dikacaukan dengan lada. Di Indonesia sendiri buah keringnya digunakan sebagai rempah pemedas. Sebelum kedatangan cabai (Capsicum spp.), tumbuhan inilah yang disebut “cabe”. Cabai sendiri oleh orang Jawa dinamakan “lombok”.


Cabai jamu dapat tumbuh di lahan ketinggian 0-600 meter di atas permukaan laut (dpl), dengan curah hujan rata-rata 1.259-2.500 mm/tahun. Tanah lempung berpasir, dengan struktur tanah gembur dan berdrainase baik, merupakan lahan yang cocok untuk budidaya cabe jamu. Tanaman itu memiliki keunggulan dapat tumbuh di lahan kering berbatu. Keberadaan tanggul batu di pematang tegalan dapat dijadikan media merambatnya cabe jamu secara alami.


Tanaman ini memiliki beberapa nama daerah/nama lokal yaitu cabe areuy (Sunda), cabe jamu, cabe alas, cabe sulah, lada panjang, cabai panjang (sumatera), cabean, cabe sula, cabi jamo, cabi onggu, cabi solah (madura), dan bi ba (cina). Di daerah Parahyangan cabe areuy/Jawa sering digunakan sebagai bahan tambahan pada pembuatan Bandrek. Meskipun setiap daerah masing masing memiliki resep yang berbeda beda, tetapi bahan dasar Bandrek adalah gula aren, Cabe areuy, jahe merah selain itu ada juga yang menggunakan tambahan rempah rempah lain seperti lada hitam, cengkih, secang, kapulaga, kayu manis, kembang soyi, kelewek, daun jeruk, pala, serai dll, tentunya sesuai seleranya masing masing. Itulah yang membedakan mengapa bandrek berbeda dengan minuman sejenis seperti wedang jahe atau pun bir pletok. Sebab meskipun setiap daerah di tanah Sunda memiliki resep yang berbeda beda dalam pembuatan Bandrek tapi yang menjadi ciri khas minuman ini adalah aroma gula Aren dan cabe jawa yang begitu dominan.


Dari hasil analisis kimia, cabe jawa mengandung bahan piperina, piperidinia, damar, gom, pati, dan minyak atsiri yang bermanfaat untuk ramuan jamu tradisional. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk pembuatan jamu adalah buahnya. Namun, akar dan daunnya pun memiliki khasiat obat.


Tumbuhan ini kaya dengan berbagai kandungan kimia yang sudah diketahui, pada buahnya mengandung Zat pedas piperine, Minyak menguap, alpha amirin, fenenol, dehydromatricaria ester, cineole, terpinen-4, 1-beta caryophylene,1-quebrachitol. Akar dan batang mengandung mengandung inulin yang terdiri dari artemose, cabang kecil mengandung oxytocin, yomogi alkohol, ridentin.


Tumbuhan ini bersifat: rasadingin, menghilangkan sakit, menghentikan pendarahan (hemostatik), melancarkan peredaran darah, mencegah keguguran, mengatur menstruasi. Dalam farmakologi Cina disebut tumbuhan ini memiliki rasa pahit, pedas dan hangat. Herba ini masuk meridian ginjal, paru dan limpa

Buah cabe jawa bermanfaat untuk mengatasi rasa lemah (neurasthenia), masuk angin, pencernaan terganggu, batuk, ayan, dan demam. Akarnya bisa digunakan untuk obat kuat dan membersihkan rahim sehabis melahirkan. Sedangkan daunnya bisa dijadikan obat kumur dan pereda keluhan perut.


Cara Penyajian Bandrek Habennagen

Bandrek disajikan dengan diseduh air panas :

Tuangkan 3-4 sendok makan ke dalam gelas dan tambahkan air panas secukupnya aduk hingga rata dan Bandrek Habennagen siap di hidangkan. Bisa pula ditambahkan susu kental manis sebagai pemanisnya atau ditambahkan kopi satu sendok teh untuk menambahkan aroma kopi. 



Bandrek Habennagen dapat disajikan dengan cara baru..campurkan 4 sendok makan Bandrek Habennagen dengan cair dingin dan sedikit es lalu blender selama 3 menit. Maka Bandrek Ice Blended Siap disajikan. 



Jadi Bandrek Habennagen bias dinikmati dengan air panas dan air dingin dan sangat cocok dinikmati dalam suasana apapun. Cocok menemani saat santai anda bersama keluarga / teman . 


Bandrek Habennagen, kehangatannya menghangatkan rasa kebersamaan anda.


Waroeng Kongres


Tidak ada komentar:

Posting Komentar