Rabu, 29 Juli 2015

Manfaat lain dari Bandrek Habennagen

Setelah hampir 2 tahun kami memproduksi Bandrek Habennagen banyak sekali pelajaran yang kami terima selaku produsen baik itu kritikan, cibiran, masukan hingga pujian. Semua itu membuat kami semakin termotivasi untuk terus memperbaiki kualitas produk dan pelayanan sehingga konsumen mendapatkan kepuasan. 

Ini adalah salah satu pelajaran yang kami dapatkan dari konsumen Bandrek Habennagen yaitu manfaat lain Bandrek Habennagen. Dari sekian banyak konsumen yang mencoba Bandrek Habennagen mereka berkomentar bahwa setelah meminum  Bandrek Habennagen keluhan mereka seperti batuk dan masuk angin hilang. Mengapa begitu? baiklah kami akan mencoba menjelaskannya, karena Bandrek Habennagen dibuat dari bahan bahan alami yang mana dalam komposisi Bandrek Habennagen terdapat Jahe Merah, Cengkeh dan Lada Hitam yang membuat hangat badan. 

Dalam mengolah Jahe Merah pun kami memakai cara cara yang masih tradisional yaitu dengan membakarnya terlebih dahulu sehingga akan mengeluarkan minyaknya yang sangat bermanfaat dan menambah harum aroma Bandrek Habennagen. Untuk bahan bahan yang lain pun kami perlakukan hampir sama sebelum di campur dengan bahan bahan lainnya dalam pembuatan Bandrek Habennagen. 



Manfaat Jahe Merah sangat banyak dari mulai menyembuhkan penyakit yang ringan sampai mencegah penyakit yang berbahaya. Berikut beberapa manfaat yang dapat diambil dari jahe merah.

1.  Mengatasi rematik
Dalam jahe merah terdapat kandungan yang dapat mengurangi rasa sakit dan mengurangi bengkak pada sendiri. Penyakit rematik atau encok dapat disembuhkan dengan menggunakan jahe merah.Cara menggunakannya sangat mudah, rebus beberapa rimpang jahe merah dengan temu lawak, kumis kucing, cabe jawa, dan daun komfrey, kemudian air rebusan diminum dua kali sehari.

2.  Menyembuhkan batuk
Tidak hanya melegakan saja tapi juga bisa menyembuhkan. Selain untuk mengatasi batuk, jahe merah juga dapat mengatasi radang tenggorokan. Sifat dari jahe merah yang menghangatkan inilah yang dapat membantu menyembuhkan sakit batuk dan radang tenggorokan.

3.  Menurunkan kadar kolesterol dalam darah
manfaat-jahe-merah-bagi-kesehatan-batuk-diet
Kandungan dalam jahe merah yang sangat banyak sangat bermanfaat untuk membuang racun dalam tubuh, salah satunya yaitu kolesterol jahat dalam darah. Kolesterol jahat yang ada dalam darah akan menghambat aliran darah. Salah satu manfaat dari jahe merah adalah melancarkan peredaran darah dan secara tidak langsung kolesterol jahat dalam tubuh akan hancur.

4.  Menghilangkan jerawat
Tidak hanya untuk kesehatan, jahe merah juga  sangat bermanfaat untuk kecantikan. Salah satu manfaat jahe merah untuk kecantikan yaitu dapat menghilangkan jerawat. Untuk menghilangkan jerawat dengan menggunakan jahe merah caranya sangat mudah. Jahe yang sudah dibersihkan pijatkan pada wajah sampai keluar cairan minyaknya kemudian tutup semua muka dengan irisan jahe merah.

5.  Meredakan sakit kepala
Untuk meredakan sakit kepala dengan jahe merah caranya sangat mudah. Seduh jeruk merah dengan air hangat atau hisap aroma jahe merah yang sudah dipotong-potong.

6.  Membantu diet
Manfaat jahe merah yang lainnya yaitu dapat membantu diet.Manfaat jahe merah untuk diet ini bisa Anda dapatkan dengan cara meminum air jahe merah secara rutin. Jahe merah bisa membantu membakar lemak di perut dan mengurangi nafsu makan.

Jahe memang sangat banyak manfaatnya, tapi perlu diperhatikan bagi penderita maag akut jahe merah tidak boleh dikonsumsi terlalu banyak. Kandungan dalam jahe merah sangat kuat dan dapat menyebabkan lambung serasa terbakar.

Jadi, untuk Anda yang menderita sakit maag, jangan minum air jahe merah atau mengkonsumsinya terlalu banyak. Sebab, bukan manfaat jahe merah yang akan Anda dapat tapi malah sakit yang semakin parah.

Semoga bermanfaat.. diambil dari beberapa sumber 
http://disehat.com/manfaat-jahe-merah-bagi-kesehatan-untuk-batuk-diet-kecantikan/

Minggu, 28 Juni 2015

CATATAN KULINER PURBA

CATATAN KULINER PURBA

Chye Retty Isnendes
Telah lama sekali saya mengetahui tentang pakis yang bisa dimakan dengan cara disayur. Bahkan membacanya dalam resep-resep makanan Nusantara. Akan tetapi, belum pernah sekalipun saya kawenehan menemukan pakis tersebut di pasar Bandung, terutama di pasar KPAD, Parongpong, dan Lembang yang biasa saya kunjungi. Oleh karena itu, saya hanya bermimpi saja tentang sayur pakis (paku) tersebut.

Kalaulah perempuan hamil, mungkin saya terus mengidam tentang pakis  tersebut. Saya selalu mencari tahu orang tua saya dulu suka masak atau tidak tentang hal itu. Kata Ua saya, dulu iya Ema (nenek saya) suka masak pakis. Tapi sekarang, tangkal pakisnya juga hampir hilang. Kebun tegalan yang sebegitu luasnya tidak lagi menghasilkan pakis. Ya satu atau dua masih ada, tapi pakis yang tidak bisa dimakan.
Saya sempat berpikir, mungkin di pasar-pasar tradisional Bogor, pakis masih bisa ditemukan. Atau di swalayan-swalayan yang menyediakan keperluan untuk kuliner, pakis masih bisa ditemukan –dunia kan sudah terbalik.

Teman di FB yang orang Ciamis, sempat menawarkan, apabila saya ke Pangandaran singgahlah barang sebentar ke rumahnya, nanti akan dijamu dengan sayur pakis, katanya. Ya Allah, beuki kabita saja saya akan sayur tersebut. Sayang, ketika di Pangandaran, beliau tidak OL dan di info FB-nya tidak meninggalkan nomor yang bisa dihubungi (nuju mudik, Ceu?), ya kemudian saya melanjutkan mimpi lagi tentang pakis.
Esoknya di Pangandaran, adik ipar menjamu saya dengan sayur yang sungguh asing di lidah saya. Ketika saya tanyakan, dia menjawab, sayur pakis. Masya Allah, saya kaget bukan kepalang. Perasaan apa dalam benak, saya tidak bisa menjabarkannya. Yang jelas, saya sangat bersyukur akhirnya bisa merasai sayur pakis.

Karena penasaran dengan daun pakisnya, saya minta suami membelikan barang dua ikat daun pakis di pasar Pangandaran. Tanggal 14 September 2010 mungkin waktu yang bersejarah buat saya, karena saya akan membuat sayur pakis dengan bumbu yang nge-blank, tanpa resep masakan tanpa tahu bumbu apa yang harus saya siapkan tapi setidaknya saya punya pengalaman merasakan sayur buatan adik ipar. Saya pikir, saya bisa eksplor bumbu.

Subuh-subuh setelah sholat, saya siap memasak. Bismillah, daun pakis saya amati, elukkannya saya rabai, daun mungilnya saya rasai dengan segenap jiwa saya. Pikiran saya kumalayang ke masa silam. Terbayang ibukota Kerajaan Sunda, Pajajaran, di wilayah Barat yang tiap sisi jalan menuju ke arahnya dihiasi pohon pakis yang ngajajar. Terbayang ibukota Kerajaan Sunda, Kawali, di wilayah Timur juga dihiasi pohon-pohon pakis. Terbayang penduduk Kerajaan Sunda yang memanfaatkan pohon-pohon pakis ini untuk teman nasi. Ya, bayangan-bayangan manusia masa kini yang tidak mengalami sendiri pengalaman itu. Mungkin hanya imaji, mungkin hanya interpretasi, atau kegilaan seorang yang neurosis akan keindahan masa lalu yang mungkin sama sekali tidak indah.

Tak sadar saya ngemat Raja Sunda, entah yang mana, benak saya noroweco bahwa saya akan memasak daun pakis ini. Daun pakis yang muncul dari masa silam, masa purba, yang mengandung muatan sejarah dan budaya. Daun pakis yang menjadi motif pekakas para lelaki dan motif sisi-sisi jamang (baju) dan motif batik kain yang dibuat para wanita.

Daun pakis/paku jajar memancar pada seni kriya, memancar pada desain, memancar pada penataan taman, memancar pada seni interior dan eksterior tiang-tiang pancang kerajaan, memancar pada kuliner Sunda heubeul yang hidup sampai sekarang.

Saya sangat bangga memasak daun pakis ini. Walau sembarang orang bisa memasaknya dengan sangat lezat, tapi mungkin mereka tidak mempunyai kesadaran akan kesejarahan seperti saya muatkan pada masakan saya. Inilah mungkin yang disebut muatan semiotik yang dikatakan Barthes sebagai pemaknaan mendalam.

Bumbu-bumbu saya racik sendiri, bumbu khusus sambel cikur ditambah potongan ikan asin jambal Pangandaran, pertemuan gunung dan lautan saya aduk di wajan. Ya, untuk jurumasak tak berpengalaman dan jarang masak seperti saya, sajian akhir sayur pakis ini, menjadi lumayanlah. Walaupun kata dahuan, daun pakis ini ditumis biasa juga enak, apalagi ditambah udang dan dibanjur santan, tentu sedap sekali.

Sayangnya di dapur tidak ada combrang. Kalau ada, lengkap sudah kuliner purba dimasak dengan bumbu purba juga –combrang dalam sastra Sunda kuno adalah tanaman bumbu yang diperebutkan paman Lengser Kerajaan Pajajaran dan Lengser Kerajaan Muaraberes, karena istri raja dari kedua kerajaan tersebut sedang hamil muda dan mengidamkannya untuk membumbui rujak.

Yang terpenting dari semua ini, saya mempunyai kesadaran dalam aktivitas saya. Kesadaran sejarah dan budaya, mungkin. Dan kesadaran itu pula yang membuat masakan saya lebih bernilai –walau kata Si Akang, sayur pakis saya rasanya … sedikit sama dengan rasa air laut Pangandaran ^_^***

Babakan Pangandaran, 140910
Dimuat pada Tribun Jabar 2 Oktober 2010

Perjalanan ke Garut Selatan

Jumat pagi mendadak saya ingin mengajak istri saya marasakan pengalaman yang sering rasakan ketika saya masih belum menikah yaitu menjelajah daerah eksotis.Kami mempersiapkan perbekalan ala kadarnya, backpacker pisan lah. Perbekalan sudah dirasa cukup, selanjutnya mengecek kondisi motor agar tidak ada kendala di perjalanan.
Tepat dua minggu sejak pernikahan kami, kami melakukan perjalanan jauh dengan motor alias backpacker pertama kami menuju daerah Garut Selatan tepatnya Pameungpeuk. Jumat pagi sekitar pukul 8.30 pagi kami berangkat dari rumah menuju Pameungpeuk. Rencananya kami memilih jalan Panggalengan, Bungbulang, Pameungpeuk.
Sekitar pukul sepuluh pagi kami tiba di Pangalengan dan mampir sebentar ke SPBU untuk mengisi bahan bakar dan mengecek kondisi motor. 

Setalah selesai mengisi bahan bakar, perjalanan kami lanjutkan kembali menuju Situ Cileunca. Pemandangan indah terpampang didepan mata, dengan diiringi kabut tipis dan hujan kecil menemani perjalanan kami. Beberapa menit kemudian kami sampai di daerah pekebunan teh Pasir Malang, perkebunan ini sudah berdiri sejak jaman kolonial. Kami pun memutuskan untuk mengisi perut didaerah itu sambil menikmati pemandangan yg sangat indah.

Di daerah itu banyhak berjejer warung warung sederhana yang menjajakan makanan ringan seperti gorengan, mie, kopi. 

Saya mencicipi cemilan unik yaitu singkong (sampeu) goreng, yang bikin unik adalah singkongnya diparut dan dibentuk kotak lalu digoreng. sekilas mirip dengan Cipuk (aci kerupuk).

setelah mencicipi beberapa cemilan sekedar mengganjal perut karena sejak berangkat dari rumah saya belum sarapan. 
daerah Pasir Malang


Motor ku pacu lagi dengan kecepatan sedang karena jalan tidak memungkinkan untuk ngebut, kontur jalan yang berkelok kelok curam dan tanjakan menghadang. Sejak berangkat dari Pangalengan hujan menemani kami dan sesekali reda lalu turun lagi. Pukul 12 saya memberhentikan motor didaerah Talegong untuk menunaikan sholat Jum'at

Selesai sholat jum'at kami melanjutkan perjalanan dan hujan semakin deras menguyur kami, tetapi itu tidak menyurutkan perjalanan kami. Dalam deras hujan kami terus memacu motor sambil terus waspada karena daerah itu rawan longsor. 

Akhirnya hujan pun reda ketika kami memasuki daerah jalan Ranca Buaya. Turunan tajam dan berkelok pun harus dilalui tetapi dikejauhan bibir pantai laut selatan sudah mulai terlihat biru membentang sejauh mata memandang.

Ranca Buaya
 Lelah selama diperjalanan sedikitnya terbayar setelah melihat bibir pantai, setidaknya sudah tiga perempat perjalanan sudah dilalui.


Tidak lupa kami pun mengabadikan pemandangan itu di tempat yang sama ketika saya melalui jalan yang sama sekitar 3 tahun yang lalu. Pada waktu itu saya berangkat bersama kawan kawan klub motor yang saya bentuk (Sugih Biker Community). Tetapi tujuan utama kami sebenarnya buka ke Ranca Buaya tetapi ke Puncak Guha yang lokasinya tidak begitu jauh dari pantai Ranca Buaya

Sambil terus mengendarai motor, saya mencoba mengigat dimana lokasi Puncak Guha karena memang tidak ada petunjuk atau apapun menuju lokasi tersebut. Berbekal ingatan dan berdoa saya akhirnya menemukan lokasi tersebut walau sudah terlewat puluhan meter. Saya putar arah dan langsung menuju lokasi Puncak Guha. Lokasinya sebenernya tidak begitu sulit karena masuknya pingir jalan raya Ranca Buaya Pameungpeuk. Setelah melewati portal kami menelusuri kebun jagung dan kebun kacang tanah sebelum akhirnya sampai.
Puncak Guha

Sebuah pemandangan yang menakjubkan, kita bisa melihat langsung Samudera Hindia langsung dari sebuah Puncak Bukit karang. Pengalaman yang tidak terlupakan oleh kami. Di lokasi tersebut tidak ada siapapun kecuali kami berdua, serasa milik sendiri. Deburan ombak menerpa karang, angin yang berhembus kencang, sepi itulah sedikit gambaran keadaan Puncak Guha.



Kira kira kami hanya sekitar setengah jam saja disana karena tujuan kami masih jauh. Setelah puas walau sebenernya belum puas juga seh. Kami melanjutkan perjalanan menuju Pameungpeuk, sepanjang perjalanan dari puncak guha menuju Pamenungpeuk kami disuguhi bibir pantai. Seakan akan ini bukan di Garut. Tak lama berselang hujan pun kembali menguyur. 
Seperti lagu the doors "Riders on the strom" the show must go on, tetap tantap gas.






Minggu, 29 Maret 2015

Big Day In My Life


Akhirnya setelah lama mencari kecocokan pasangan hidup Alhamdulillah ku panjatkan ke Allah SWT pada tanngal 10 Januari 2015. Saya mempersunting wanita yang akan menemani saya sepanjang hidup saya sampai akhir hayat. Semoga semua cita cita dan harapan kami bisa terlaksana dan dimudahkan. Amin

Pada hari baik ini saya secara pribadi mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada pihak pihak yang telah membantu kami baik moral dan materi sehingga acara Walimatul Ursy berjalan dengan lancar tanpa kendala apa pun. Terlebih ku ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua saya yang telah melahirkan dan mendidik saya sampai sejauh ini, tanpa mereka saya bukanlah apa apa. kapada Bapak Hadi Suhadi dan kepada kakak dan adik saya yang saya cintai. Juga saya ucapkan terima kasih kepada mertua saya keluarga besar H. Drs. Bambang Sukardi telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk menyerahkan putrinya Winda Yayuk Triastuti SE kepada saya. 

Pada hari yang berbahagia ini banyak sekali kerabat, rekan sejawat dan saudara saudara saya yang membantu dan berjasa. khusunya kepada Tim Fairuz Wedding Package yang membantu dari awal hingga selesai. Buat teh Tresnasari Abdullah dan kakaku Tresna Abdullah makasih banyak ya Teteh teteh yang baik. 

Buat pengisi acara yang sejak pagi sudah nabeuh kendang salut buat Paguron Silat Simpay Wagi Budhi Kancana dan Komunitas Hanacaraka pimpinan Ambu Yani.
Simpay Wagi Budhi Kancana
  
Komunitas Hanacara Cimahi
Tak ada lelahnya kawan kawan ini menghibur para tamu undangan yang hadir dengan kendang pencaknya dan jentreng kecapinya. Buat kawan kawan seperjuangan yang sejak saya bekerja perusahaan lama sampai ke rekan rekan Pengusaha Kuliner Cimahi, BPC Hipmi Cimahi, Grup Facebook Urang Cimahi. 
BPC HIMPI KOTA CIMAHI
Kuliner Cimahi


  
El Presidente Kuliner Cimahi

Habennagen Crew
Kuliner Cimahi dan Urang Cimahi
Tanpa kalian saya tidak bisa seperti ini terima kasih atas dukungannya man teman.. Dan yang lpaling tidak kalah penting adalah kawan kawan dan guru guru silat saya yang sudah memberikan ilmunya dan mendidik saya.
Keluarga besar SILAT TAWO dan keluarga besar GARIS PAKSI yang sudah berkenan hadir dan Kaul.
GARIS PAKSI INDONESIA

SILAT TAWO
Hari ini memberikan kesan yang mendalam buat saya pribadi maupun istri saya. Jika kami sedang ngobrol dan bercerita tentang hari ini seakan kami ingin mengulang resepsi lagi hehehe karena banyak momen berharga dan bahagia yang sangat ingin kami ulang. Ini adalah secuil dokumen yang bisa kami abadikan.